Jumat, 13 Mei 2016

Genetika_Ku

PRAKTIKUM III
           
Topik               :  Pertumbuhan Buluh Serbuk Sari
Tujuan              : 1.  Untuk mengamati proses keluarnya buluh serbuk sari.
                           2.  Untuk mengamati pengaruh larutan sukrosa dan asam borax                                  terhadap proses tersebut.
Hari / tanggal  :  Senin / 21 Maret 2016
Tempat            :  Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

I.        ALAT DAN BAHAN
1.      Alat :
1.    Mikroskop                     7.  Kaca penutup
2.    Jarum preparat               8.  Penjepit
3.    Pipet tetes                      9.  Kaca arloji
4.    Gelas kimia                    10. Baki
5.    Alat tulis                                                           
6.    Kaca benda
2.      Bahan :
1.      Larutan sukrosa 2 %, 5 %, dan 10 %
2.      Larutan asam borax
3.      Butir serbuk sari Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
4.      Butir serbuk sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)

II.        CARA KERJA
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2.    Menggunakan pipet tetes untuk meneteskan larutan sukrosa 2 %, 5 %, dan 10 %,  serta laruan boraks di atas masing- masing kaca arloji yang telah di siapkan.
3.    Meletakkan butir serbuk sari di atas cawan petri dengan menggunakan jarum oase, kemudian mendiamkannya selama 5 menit, 10 menit, dan 20 menit.
4.    Mengambil satu butir serbuk sari yang direndam, meletakkan pada kaca benda dan menutup kaca benda dengan kaca penutup.
5.    Meletakkan preparat di bawah mikroskop kemudian mengamati dan menggambarkan hasil pengamatan tersebut.
6.    Mengulangi langkah-langkah di atas dengan menggunakan larutan sukrosa 2 %, 5 %, dan asam borax yang dilakukan oleh kelompok lain
7.    Mengamati pertumbuhan buluh serbuk sari masing-masing bahan dan mencatat waktu yang diperlukan pada masing-masing larutan.
8.    Menggambarkan hasil pengamatan di papan tulis sebagai data kelas.
9.    Mencatat semua hasil pengamatan
10.          Membuat laporan

III.        TEORI DASAR
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan seperti halnya dengan bagian-bagian bunga lain, benang saripun merupakan suatu metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari merupakan matamorfosis yang masih  terlihat dengan mata. Benang sari terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.      Filamentum atau tangkai sari
Merupakan bagian yang terbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
2.      Anthera atau kepala sari
Adalah bagian dari benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagian dalam memiliki 2 ruang sari dan setiap ruang sari berasal dari ruangan kecil, di situlah tempat terbentuknya serbuk sari atau pollen yang kemudian serbuk sari jatuh ke kepala putik, dimana serbuk sari itu akan tumbuh suatu buluh menuju ke bakal biji sehingga dapat be4rsatu atau melebur dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga.



3.      Penghubung serbuk sari
Merupakan lanjutan dari tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari atau ruang sari yang terdapat di kanan kiri penghubung tersebut.
Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari dan setelah terjadi persarian maka serbuk sari akan tumbuh berupa suatu buluh yang menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat dalam serbuk sari akhirnya akan melebur atau bersatu dengan sel telur yang terdapat dalam kantong lembaga. Peleburan inti sperma dengan inti sel telur disebut Pembuahan.
Cepat lambatnya serbuk sari membentuk buluh serbuk sari dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti jenis bunga yang menghasilkan serbuk sari. Bunga yang satu dengan bunga yang lain berada dalm bentuk buluh serbuk sari terutama dalam hal kecepatannya, ini dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Jika serbuk sari ini sudah masak, maka kepala sari pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda, misalnya :
1.      Dengan celah yang membujur.
2.      Dengan celah yang melintang.
3.      Dengan sebuah liang pada ujung kepala sari.
4.      Dengan klep atau katup-katup.
Benang sari dapat memperlihatkan perkembangan yang kurang sempurna, yang mana benang sari tidak lagi menghasilkan serbuk sari yang mampu menimbulkan persarian, bahkan seringkali berubah bentuk dan fungsinya.





IV.        HASIL PENGAMATAN
1.      Tabel Pengamatan
a.        Tabel Gambar Pengamatan
1.      Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Larutan
5 menit
10 menit
20 menit
Sukrosa 2 %





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran
Sukrosa 5 %





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran
Sukrosa 10 %





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran
Asam borax





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran


      2.  Bunga waru (Hibiscus tiliaceus)
Larutan
5 menit
10 menit
20 menit
Sukrosa 2 %





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran
Sukrosa 5 %





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran
Sukrosa 10 %





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran
Asam borax





Perbesaran





Perbesaran





Perbesaran





b.      Foto Pengamatan
1.      Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Larutan
5 menit
10 menit
20 menit
Sukrosa 2 %
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x10
Sukrosa 5 %
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x10
Sukrosa 10 %
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10
Asam borax
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x10

2.  Bunga waru (Hibiscus tiliaceus)
Larutan
5 menit
10 menit
20 menit
Sukrosa 2 %
    Perbesaran 10x10
Perbesaran 10 x 10
Perbesaran 10x4
Sukrosa 5 %
Perbesaran 10x10
Perbesaran 10x4
Perbesaran 10x4
Sukrosa 10 %
Perbesaran 10x4

         Perbesaran 10x4
Perbesaran 10x4
Asam borax

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10


Perbesaran 10x10



c.    Proses terjadinya penebalan dinding sel


Text Box:
 












Anonim a. 2015











d.   Proses terjadinya buluh serbuk sari


Text Box:
 














Anonim b. 2015























V.          ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil pengamatan, pada sebuk sari kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan serbuk sari bunga waru (Hibiscus tiliaceus) dengan perlakuan yang sama yaitu dengan perendaman menggunakan larutan sukrosa 2%, 5%, dan 10% serta larutan asam borax, selain itu pengamatan dilakukan pada serbuk sari pada waktu perendaman selama 5 menit, 10 menit, dan 20 menit. Dari pengamatan tersebut didapat hasil yang berbeda-beda disebabkan pengaruh dari larutan, konsentrasinya, dan lamanya waktu perendaman. Berikut data hasil pengamatan kelompok kami:
A.      Serbuk sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
1.        Perendaman dalam larutan sukrosa 2 %
Menurut hasil pengamatan, pada butir serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 5 menit sudah ada terlihat beberapa serbuk sari yang tumbuh namun hanya sedikit, pada 10 menit selanjutnya terlihat lebih banyak serbuk sari yang tumbuh, semakin lama semakin banyak, dan pada waktu 20 menit serbuk sarinya menumpuk dan semakin banyak.  
2.        Perendaman dalam larutan sukrosa 5 %
Menurut hasil pengamatan, pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 5 menit belum terlihat adanya buluh serbuk sari, butir-butirnya pun masih berada dalam serbuk sari tersebut, namun ada beberapa yang keluar. Pada butir serbuk sari perendaman 10 menit sudah berada di luar serbuk sari dan mulai terlihat adanya buluh yang tumbuh, jumlahnya cukup banyak.
Pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 20 menit, buluh serbuk sari semakin bertambah banyak di sekeliling butir serbuk sarinya berbentuk seperti duri-duri. Letak dari butir serbuk sarinya menumpuk di ujung. Semakin lama waktu perendaman, maka semakin banyak serbuk sari yang keluar dan tumbuh.
3.        Perendaman dalam larutan sukrosa 10 %
Menurut hasil pengamatan, pada butir serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 5 menit butir serbuk sari masih berada di dalam, sudah terlihat adanya buluh serbuk sari yang tumbuh tapi masih kecil-kecil dan jumlahnya pun sedikit. Sedangkan pada butir serbuk sari perendaman 10 menit terlihat berada di luar serbuk sari dan cukup banyak buluh yang tumbuh.
Kemudian  pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 20 menit buluh yang tumbuh lebih panjang dari sebelumnya dan juga berbentuk seperti bola-bola yang dikelilingi duri-duri.
4.        Perendaman dalam larutan asam borax
Menurut pengamatan, pada serbuk sari yang direndam dengan larutan asam borax tidak mengalami perubahan bentuk. Setelah 5 menit perendaman, buluh sebuk sari  masih tidak terlihat.
Ini juga terjadi pada butir serbuk sari pada perendaman 10 menit, hingga pada butir perendaman selama 20 menit masih belum terlihat adanya buluh serbuk sari yang tumbuh. Fungsi dari asam borax adalah menghambat pertumbuhan dari serbuk sari.

B.       Serbuk sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)
1.      Perendaman dalam larutan sukrosa 2 %
Menurut hasil pengamatan, pada butir serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 5 menit terlihat belum mengalami perubahan atau tidak terlihat adanya buluh serbuk sari yang tumbuh. Namun, pada butir serbuk sari perendaman 10 menit sudah mulai terlihat adanya buluh yang tumbuh walaupun tidak terlalu jelas.
Pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 20 menit, buluh serbuk sari pada butirnya sudah mulai terlihat jelas seperti duri-duri. Waktu perendaman sangat mempengaruhi jumlah buluh serbuk sari yang tumbuh.
2.      Perendaman dalam larutan sukrosa 5 %
Menurut hasil pengamatan, pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 5 menit terlihat adanya buluh serbuk sari tumbuh namun tidak terlalu jelas.
Pada butir serbuk sari perendaman 10 menit juga mulai terlihat adanya buluh yang tumbuh dan lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 20 menit, buluh serbuk sari semakin bertambah banyak di sekeliling butir serbuk sarinya. Waktu perendaman sangat mempengaruhi jumlah buluh serbuk sari yang tumbuh. Konsentrasi larutan juga mempengaruhi.
3.      Perendaman dalam larutan sukrosa 10 %
Menurut hasil pengamatan, pada butir serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 5 menit sudah terlihat adanya buluh serbuk sari yang tumbuh tapi masih kecil dan sedikit. pada butir serbuk sari perendaman 10 menit terlihat cukup banyak buluh yang tumbuh.
Pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 20 menit dalam pengamatan tidak terlihat jelas ada tidaknya buluh serbuk sari tersebut karena butir serbuk sari masih berada dalam serbuk sari. Waktu perendaman sangat mempengaruhi jumlah buluh serbuk sari yang tumbuh.
4.      Perendaman dalam larutan asam borax
Pada pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari yang direndam dengan asam borax yang dilakukan oleh kelompok kami, pertumbuhan buluh serbuk sari ini termasuk lambat. Pada perlakuan 5 menit bentuk serbuk sari belum terlihat jelas. Pada perlakuan 10 menit bentuk serbuk sari sudah mulai tampak bulat memiliki duri yang lebih jarang dan pendek. Sedangkan pada perlakuan 20 menit bentuknya berubah lagi menjadi bulat dengan buluh yang semakin banyak.
Cepat lambatnya serbuk sari membentuk buluh serbuk sari dipengaruhi juga oleh beberapa hal, seperti jenis bunga, konsentrasi larutan, dan waktu yang diperlukan. Selain itu faktor lingkungan juga berpengaruh.
Pada pengamatan kali ini, pertumbuhan buluh serbuk sari pada bunga sepatu dan waru hampir sama, yang berbeda kecepatannya. Semakin tinggi konsentrasinya, maka semakin cepat pula pertumbuhan buluh serbuknya. Begitu juga dengan waktu, semakin lama waktu perendaman serbuk, maka semakin cepat pertumbuhannya. Hubungan konsentrasi dan waktu dengan pertumbuhan buluh serbuk sari ini dapat dikatakan sebanding atau berbanding lurus.
Perbandingan antara perkembangan buluh serbuk sari pada bunga sepatu lebih lancip dibandingkan perkembngan buluh serbuk sari pada bunga waru lebih tumpul. Dari 3 perlakuan perendaman buluh serbuk sari yang dilakukan dengan waktu 5 menit, 10 menit, dan 20 menit menggunakan 2 macam larutan yang berbeda yaitu sukrosa dan asam borax dengan konsentrasi yang berbeda, dapat diketahui bahwa larutan sukrosa dan larutan asam borax dapat mempengaruhi pertumbuhan buluh serbuk sari yang diawali dengan terjadinya penebalan dinding sel pada serbuk sari. Larutan sukrosa berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan buluh serbuk sari. Selain fungsinya sebagai media pertumbuhan, larutan sukrosa juga berfungsi sebagai substrat respirasi, sukrosa menyediakan sumber karbon dalam proses katabolisme. Sedangkan larutan asam borax berfungsi untuk memperlambat atau menghambat pertumbuhan buluh serbuk sari.Jadi dapat disimpulkan bahwa antara dua larutan yang digunakan, larutan yang dapat mempercepat pelepasan polen adalah larutan sukrosa.
Dampak apabila larutan sukrosa yang diberikan sedikit maka pertumbuhan buluh serbuk sari akan menjadi lambat sedangkan jika larutan sukrosa yang diberikan banyak maka pertumbuhan buluh serbuk sari akan semakin cepat. Cepat lambatnya serbuk sari membentuk buluh serbuk sari dipengaruhi juga oleh beberapa hal, seperti jenis bunga, konsentrasi larutan, dan waktu yang diperlukan. Selain itu faktor lingkungan juga berpengaruh.















VI.         KESIMPULAN
1.    Cepat lambatnya serbuk sari membentuk buluh serbuk sari dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti jenis bunga, konsentrasi larutan, dan waktu yang diperlukan. Selain itu faktor lingkungan juga berpengaruh.
2.    Semakin tinggi konsentrasinya, maka semakin cepat pula pertumbuhan buluh serbuknya.
3.    Semakin lama waktu perendaman serbuk, maka semakin cepat pertumbuhannya.
4.    Hubungan konsentrasi dan waktu dengan pertumbuhan buluh serbuk sari sebanding atau berbanding lurus.
5.    Perbandingan antara perkembangan buluh serbuk sari pada bunga sepatu lebih lancip dibandingkan perkembngan buluh serbuk sari pada bunga waru lebih tumpul


















VII.        DAFTAR PUSTAKA
Anonim. a. 2015. www.nybg.org. diakses tanggal 23 Maret 2016

Anonim. b. 2015. striweb.si.edu. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
.
Kimball, John.W. 1983. Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Nurhadi, Bambang. Genetika Dasar. Armico. Bandung.

Weish, James R dan  Johanis P.M. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Erlangga. Jakarta.


PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI

1.        Jelaskan  proses keluarnya buluh serbuk sari!
2.        Sebutkan dan jelaskan pengaruh larutan sukrosa dan asam borax terhadap proses tersebut!
3.        Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a.         Pembuahan
b.        Serbuk sari
c.         Putik
4.        Jelaskan kesimpulan pada praktikum tersebut!

JAWAB:
1.      Setelah terjadi pensarian maka serbuk sari akan tumbuh berupa buluh menuju ke bakal biji menuju pembuahan proses serbuk sari terhadap benjolan-benjolan kearah luar dan dinding sel merupakan pemanjangan dan penebalan sentrifugal dari buluh serbuk sari. Berdasarkan cara penebalannya, dinding sel menebal secara aposisi bentuk penebalan berupa tonjolan.
2.      Pengaruh larutan sukrosa dan borax yaitu mengenai kecepatan pembentukan buluh serbuk dengan perbedaan konsentrasi larutan yaitu 2%, 5%, dan 10%. Pengaruh larutan tersebut ditandai dengan perbedaan pertumbuhan tonjolan pada serbuk sari.
3.                  a.  Pembuahan yaitu proses peleburan inti sperma dengan inti sel telur yang terjadi setelah persarian serbuk sari akan tumbuh pembuluh ke bakal biji. Inti sperma yang terdapat pada serbuk sari akhirnya melebur dengan sel telur.
b.    Serbuk sari terdapat pada kepala sari yang akan membentuk buluh serbuk sari yang terdapat tonjolan dari dinding sel sebagai pemanjangan dan penebalan sentrifugal dari buluh serbuk sari.
c.    Putik merupakan alat kelamin betina pada tumbuhan.
4.    Kesimpulan praktikum:
1.  Konsentrasi larutan yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan serbuk sari yang ditandai dengan perbedaan kecepatan setiap perlakuan.
2.  Lamanya waktu perendaman mempengaruhi pertumbuhan serbuk sari, semakin lama perendaman serbuk sari maka pertumbuhan pun akan semakin cepat.


1 komentar:

  1. Gambling Addiction in California - JTM Hub
    Gambling Addiction in 전라남도 출장샵 California is an all new 밀양 출장샵 way 안산 출장마사지 to gamble online. 안동 출장샵 We explain how to stop it, and 거제 출장안마 explain what options you can choose

    BalasHapus